Kesehatan Mental Yang Dialami Oleh Remaja
Kesadaran
tentang kesehatan mental memang penting untuk dibangun. Karena kesehatan mental
menjadi salah satu peranan utama dalam kehidupan selain kesehatan fisik,
terutama kesehatan mental saat remaja. Masa remaja merupakan fase penting menuju
kedewasaan dan pembentukan jati diri. Proses transisi yang seharusnya terlalui
dengan baik dan penuh kegembiraan.
Mengapa Kesehatan Mental Remaja Itu Penting?
Kesehatan
mental pada remaja dapat membentuk perilaku maupun tatanan hidup mereka di masa
depan. Remaja memiliki banyak kekhawatiran dan stress yang berasal dari diri
sendiri maupun dari luar.
Proses
pendidikan yang tidak bisa berjalan dengan baik, keinginan untuk bebas dan
mandiri, keinginan lebih baik dari teman sebaya, dan keinginan mengakses
teknologi lebih leluasa menjadi faktor yang menyebabkan kesehatan mental
remaja terganggu. Selain itu, keadaan keluarga yang tidak harmonis, pelecehan
seksual, dan kekerasan teman sebaya merupakan faktor penentu lainnya yang
mempengaruhi kesehatan mental remaja.
Lalu, macam-macam
masalah kesehatan mental apa saja yang rawan pada para remaja? Berikut
contohnya!
Macam-Macam Masalah
Kesehatan Mental yang Sering Dialami Remaja
1. Depresi atau
Gangguan Emosi
Depresi
menjadi masalah kesehatan mental yang awalnya dari perasaan sedih yang
berlanjut atau berkepanjangan. Hingga kehilangan minat pada aktivitas yang
biasa dijalani, tidak bersemangat, merasa rendah diri atau rasa bersalah, tidur
dan makan tidak teratur, hingga daya konsentrasi menjadi rendah setidaknya
selama dua minggu.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merangkum gejala depresi yang harus diperhatikan oleh penderita depresi dan orang disekitarnya:
- Kehilangan energi dan minat pada kegiatan sehari-hari
- Nafsu makan turun atau bertambah
- Mengalami gangguan tidur seperti insomnia, kurang tidur, atau terlalu lama tidur
- Cemas pada diri sendiri dan keadaan
- Konsentrasi menurun
- Tidak dapat membuat keputusan
- Perasaan putus asa dan tidak berguna
- Perasaan tidak aman dan khawatir
- Merasa bersalah dan,
- Berpikiran dan membicarakan untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri
Jika Anda bertemu atau merasa mengalami depresi, bicarakan dengan orang terdekat yang Anda percayai atau hubungi pihak-pihak professional.
2. Gangguan Kecemasan
Gangguan
kecemasan merupakan kondisi saat seseorang merasa cemas ketika berada dalam
situasi tertentu atau berhubungan dengan objek yang menakutkan baginya.
Akibatnya, seseorang yang mengalami gangguan kecemasan mengalami cemas yang
tidak dapat terkendali dan terjadi secara terus-menerus.
Dampak
remaja yang memiliki gangguan ini yaitu kemampuan bersosialisasi dengan teman
maupun guru kurang, proses belajarnya juga terganggu. Kasus paling parah, dapat
membuat penderita tidak ingin berkomunikasi dengan siapapun dan mengunci diri
di kamar.
Berikut gejala fisik
yang kemungkinan dialami penderita gangguan kecemasan menurut Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia:
- Susah tidur
- Gemetar disertai keringat berlebihan
- Otot tegang
- Jantung berdegup kencang
- Sesak napas
- Cepat lelah
- Sakit perut
- Sakit kepala
- Mulut mudah kering
- Kesemutan
Masalah
kesehatan mental berupa gangguan kecemasan ini sebenarnya dapat sembuh secara
mandiri. Lewat cara menjalani pola hidup sehat, menghindari minuman keras dan
obat-obat terlarang, dan olahraga relaksasi seperti yoga secara rutin. Sebelum
pengobatan ke dokter atau psikolog, jika tidak ada perubahan signifikan.
3. Gangguan Perilaku
Makan
Saat
remaja, tubuh mengalami perubahan fisik yang berbeda-beda. Para remaja sering
membandingkan tubuhnya dengan tubuh orang lain. Hal ini yang menyebabkan remaja
mengalami gangguan makan seperti anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan makan
berlebihan (binge-eating disorder). Gangguan perilaku makan tersebut
lebih banyak menyerang perempuan daripada laki-laki, karena wanita lebih
perhatian pada bentuk tubuh.
Untuk
semua gangguan perilaku makan, akan mengalami gangguan sistem reproduksi dan
gangguan fisik. Apalagi untuk remaja yang masih dalam masa pertumbuhan. Perlu
adanya pendampingan khusus dan dukungan dari orang-orang terkasih bagi
penderita gangguan perilaku makan.
4. Gangguan Mood
Bipolar
Bipolar
sering disalah artikan sebagai gangguan berkepribadian ganda. Tetapi nyatanya,
bipolar merupakan perubahan mood atau suasana hati secara ekstrim dan
tiba-tiba. Gangguan bipolar sering dialami saat remaja dan jika tidak diobati
saat dewasa gangguan mental ini dapat lebih parah.
Seseorang yang awalnya bahagia tertawa terbahak-bahak bisa langsung menjerit dan menangis tersedu-sedu. Remaja yang menderita bipolar akan mengalami lonjakan suasana hati yang disebut fase mania atau hipomia, kemudian turun secara cepat atau disebut fase depresi. Fase depresi pengidap gangguan bipolar biasanya lebih serius dan timbul secara periodic.
Sebagai perhatian, berikut tanda-tanda khusus gangguan bipolar menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia:
- Perasaan sedang berada di tempat tertinggi, senang tanpa alasan jelas, dan gampang tersinggung saat mengobrol.
- Berpikiran bahwa ia adalah orang spesial dan memiliki kekuatan khusus, selalu merasa ada orang yang ingin menyakitinya, menyangkal mengidap gangguan mental.
- Berperilaku tidak bertanggung jawab dalam pergaulan, bicaranya cepat, tidak bisa santai dan duduk tenang saat mengobrol, kurang tidur, mencoba berbagai hal namun tidak ada yang bisa yang selesai.
- Persepsi mendengar suara yang tidak terdengar orang lain, bisa berupa pujian bahwa ia orang hebat atau ejekan yang berusaha menyakitinya.
Segera hubungi psikolog
atau psikiater untuk pengobatan yang lebih maksimal.
5. Gangguan Halusinasi
Skizofrenia
Gangguan Halusinasi Skizofrenia
Gangguan halusinasi atau Skizofrenia merupakan salah satu gangguan kesehatan mental berat yang kebanyakan terdiagnosis mulai usia remaja. Seseorang yang menderita skizofrenia dapat menjadi agresif atau menarik diri dari orang sekitarnya, bicara sendiri dan ngelantur. Mereka tidak bisa membedakan kenyataan dan khayalan. Penderita akan mengalami halusinasi, delusi, dan gangguan kesehatan mental lain.
Skizofrenia
merupakan gangguan kesehatan mental yang dapat hinggap pada tubuh selama
bertahun-tahun. Sehingga, memerlukan pengobatan dan penyembuhan yang intensif
dalam pengawasan khusus.
Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia merangkum ciri-ciri penderita skizofrenia sebagai berikut:
- Fisik: merasa ada benda atau binatang yang berjalan di dalam tubuh.
- Perasaan: gangguan depresi, hilang minat dan motivasi pada aktivitasnya sehari-hari, merasa takut terserang oleh sesuatu atau seseorang.
- Pikiran: pikiran kacau, meracau, tidak berpikir jelas, sulit berkomunikasi, mengalami delusi atau waham yaitu otaknya percaya bahwa ada orang yang ingin membunuhnya, pikirannya seperti terkontrol oleh orang lain.
- Perilaku: menjauh dari hal-hal yang membuatnya tertarik, berperilaku agresif, badan tidak terawat, menjawab pertanyaan dengan ngelantur
- Persepsi: halusinasi pendengaran yaitu mendengar suara yang membicarakan didinya, halusinasi penglihatan yaitu melihat sesuatu yang tidak bisa orang lain lihat.
Kesimpulan
Sebagai
remaja, sebaiknya memelihara kesehatan mental sedini dan sebaik mungkin agar
tidak terjadi hal-hal yang memperparahnya di kemudian hari. Apabila menderita
berbagai gejala seperti di atas, jangan ragu meminta bantuan dokter, psikolog,
atau psikiater.
Sangatt membantuuu terimakasih
BalasHapusBagus banget buat nambah pengetahuan tentang Kesehatan Mental Remaja
BalasHapusterimakasih sangat membantu
BalasHapusSangat membantu sekali untuk pengetahuan
BalasHapusTerimakasih kak sangat membantu🥰🥰
BalasHapusMenambah pengetahuan bangett ini
BalasHapus